Riwayat
Tugu Serangan Balas
Bagai tamu tak tahu malu
Diperlakukan baik mengijak martabat
Diberi kamar meminta rumah
Diberi tanah merampas Negara
Telah diusir datang kembali
Dikiranya mudah menguasai lagi
Akibat tanah tercinta dirampas lagi
Deangan bombardir mengalir darh pejuang
1 Agustus 1947
Ketika takbir mengalun syahdu
Tepat dihari raya Idul Fitri
Garuda merah tak patah arang
Segera merapat mengumpulkan siasat
Hendak menyerang meski pulang tinggal
nama
Meninggalkan kasih tercinta tapi lagi
cintalah
Ia pada tanah air
Pertempuran tak bisa terelakan
“ Pistol ditangan bukanlah untuk
menembak
Belanda tapi untuk menembak betissiapa
yang berani mundur tanpa komando”.
Begitulah Sang Mayor memompa semagat
pasukan.
Kini ranah telah terduduki kembali
Kompeni dipukul mundur
Meski hanya dengan bersenjata bambu
runcing
Pembungkas semangat juang di ranah lain
Sebab serangan balas sudah Berjaya
Tugu ini sebagai pertanda
Bahwa kita lahir dari sejarah
Sebagai bukti sejarah leluruh amat berat
Bahwasanya harus menjaga amanat
Prabumulih, 27 Januari 2018
Oryza Ecsi
Rindang
Terpatahlah dahan-dahan
Dari cabang-cabang renjana
Sebab kisah telah ternodai dusta
Berkalang tanah adalah pilihan
Dari cabang-cabang renjana
Sebab kisah telah ternodai dusta
Berkalang tanah adalah pilihan
Lalu batin mengelak
Bahwasannya dahan gecar
Telah menumbuhkan cabang baru
Ia malah tumbuh dengan rindang rimbun
Daunnya meninggalkan tangkai untuk kembali memupuk batang
Bahwasannya dahan gecar
Telah menumbuhkan cabang baru
Ia malah tumbuh dengan rindang rimbun
Daunnya meninggalkan tangkai untuk kembali memupuk batang
Oryza Ecsi
Prabumulih, 17112017
Prabumulih, 17112017
Tangis histeris
Senjata doa takbir
Gaza berkabut
Kita saudara
Habis darah mengucur
Menjaga aqsa
Jalin ukhuwah
Basmi zionis Gaza
Allahu akbar
Prabumulih, 25 Januari 2018
(Kumpulan Haiku untuk Gaza)
Oleh Ecsi Yunita
Pergi ke kebun memetik kacang
Kacang dipetik untuk ditumis
Begini nasib hidup melajang
Malam minggu serasa kamis
Kacang dipetik untuk ditumis
Mengiris bumbu pakai parang
Malam terkenang kakak berkumis
Tapi sayang suami orang
Mengiris bumbu pakai parang
Bumbu diiris kasar – kasar
Janganlah pula mandi jarang
Kalaulah datang bujang tersasar
Bumbu diiiris kasar – kasar
Untuk campuran buat bakwan
Asal punya harapan besar
Pasti datang seorang ikhwan
(kumpulan puisi lama : seloka)
Prabumulih, 26 Januari 2018
Komunitas
Oleh Ecsi Yunita
Komunitas adalah berkumpul
Mengumpulkan semua jadi Satu
Menyatukan semua yang berserakan
Menyerakan setiap pikiran dan tindakan
Kadang ada yang datang lalu berlalu
Kadang pula yang tinggal tak ada gerakan
Kadang ada yang mendorong maju
Kadang ada juga yang menarik mundur
Ada yang lantang bersuara
Ada juga yang diam lalu bertindak
Ada yang kaya khayalan
Ada yang pelit berbuat
Itulah peran mereka masingmasing
Tak selamanya kepala jadi kepala
Kadang kaki jadi kepala
Kepala jadi tangan
Tangan jadi hati
Tak apa mereka patutmerasakan jadi yang
lain
Sebenarnya ada yang paling dibutuhkan
KEPEDULIAN
Ya, peduli
Sudah pedulika engkau dengan komunitasmu ?
Coba tanyakan itu dalam hatimu !
Prabumulih,28 Januari 2018
Penulis: Oryza Ecsi
Div. Bisnis dan Usaha FLP Prabumulih
foto: Skyscraper City